Adalah kita jiwa-jiwa yang terperangkap dalam perih Merasakan setiap momentum yang terlewat tanpa bisa memaknainya Rutinitas berhasil meramp...
Adalah kita jiwa-jiwa yang terperangkap dalam perihMerasakan setiap momentum yang terlewat tanpa bisa memaknainyaRutinitas berhasil merampas bahagiaMemupus warna warni kehidupanSetelah ribuan ingatan berlalu, waktu sudah tidak lagi berpihak pada jiwa yang berada dalam patri garis dimensi waktuDan aku bagimu hanya sekumpulan epitaf kata tanpa makna Jari kami tertaut tapi tidak dengan hatiRasa telah lama pergi bersama dengan dandelion yang tertiup angin Wahai hati yang terbelah berjanjilah untuk bertahan walau rasa tak ingin karena aku tahu kita hanya akan meninggi, hanya akan naik tingkat bersama derunya waktuDi penghujung jalan kita berharap tiba bersisian, saat sewa raga hampir usai Aroma tanah basah perlahan menyeruak dari rinnai kecil hujan sore hariHarumnya membangkitkan ingatan bahagia, tentang bagaimana kita mengukir sejarahAdakalanya kenangan kita simpan rapat-rapat, untuk dikeluarkan ketika kita rapuhBangunlah wahai jiwa berselimut, rengkuh jiwa jiwa mungil nan suciBersama berjalan merenda simpul ingatanKetika pada saatnya nanti aroma tanah basah hujan sore hari membangkitkan kenangan bahagia, pada benak mereka terkasih... sambil memegang selembar kertas foto bergambar KITADewi _Hepi @bringingoutthedeepestBekasi, 30 Juli 2018
COMMENTS