Apakah Ayah dan Bunda mempunyai buah hati setingkat SD (kelas 5/6) atau SMP? Kalau iya, alhamdulillah ananda telah memasuki usia pubertas. M...
Apakah Ayah dan Bunda mempunyai buah hati setingkat SD (kelas 5/6) atau SMP? Kalau iya, alhamdulillah ananda telah memasuki usia pubertas. Masa ini tidak bisa kita hindari karena sudah fitrah dari Sang Pemilik Hidup. Yang bisa orang tua lakukan adalah memperbanyak ilmu sehingga mampu mendampingi ananda dalam periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja.
Periode ini adalah masa krusial ketika hormon progesteron bagi wanita dan testosteron bagi pria sedang membludak. Jangan heran kalau anak perempuan kita tiba-tiba menjadi moody-an. Pagi merasa gembira, siang bisa merana atau galau. Perubahan hormon ini juga menyebabkan sifat keibuan anak perempuan muncul. Mulai senang berdandan dan tak lagi memedulikan mainan masa kecilnya. Gemas setiap kali melihat bayi-bayi gemuk yang lucu. Kecenderungan ‘bertempur’ dengan bundanya juga sering terjadi karena mereka merasa sudah besar dan tidak mau disetir.
Pada anak laki-laki, membludaknya hormon testosteron menyebabkan ia mulai menentukan sikap. Kalau tadinya disuruh bunda atau ayahnya akan menjawab singkat “Iya, Bun” pada masa ini akan terjadi perdebatan dahulu. Dari dua kata singkat menjadi panjang lebar karena anak merasa sudah menjadi laki-laki besar. Hal ini berpotensi menimbulkan perselisihan antara anak laki-laki dengan ayahnya.
Namun percayalah, setelah melakukan serangkaian perdebatan, anak-anak yang sedang mengalami pubertas juga merasa menyesal kenapa bisa melakukan hal tersebut terhadap orang tuanya.
Perubahan fisik pada masa ini sering kali dianggap wajar oleh anak-anak karena dialami juga oleh teman sebayanya di sekolah. Sedangkan masalah kejiwaan (swing mood) sebagai dampak dari kenaikan produksi hormon pubertas secara besar-besaran, luput dicermati karena ketidaktahuan anak dan orang tua.
Masa-masa peralihan ini ditandai dengan perubahan fisik yang nyata. Pada anak perempuan pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi, tumbuhnya bulu-bulu halus di bagian tertentu pada tubuh, jerawat, payudara yang membesar, dan bau badan. Sedangkan indikator pada anak laki-laki adalah datangnya mimpi basah, tumbuhnya bulu halus, jakun, jerawat, bau badan, dan perubahan suara. Juga mulai ada rasa ketertarikan dengan lawan jenis.
Rasa tertarik pada lawan jenis pada usia ini adalah hal yang sangat wajar. Yang tidak wajar kalau tertariknya pada sesama jenis. Di sinilah orang tua dituntut untuk menanggapi secara bijaksana apabila ananda mulai bercerita tentang lawan jenisnya. Jangan buru-buru ditanggapi secara emosi apabila anak mulai ‘naksir’ seseorang. Berilah pengertian bahwa rasa suka itu timbul seizin Allah. Tapi, ada rambu-rambu pergaulan dalam agama yang harus ditaati.
Anak-anak milenial banyak mendapat informasi dari gadget. Orang tua yang peduli tentunya juga menyaring masuknya serangan informasi dari mana-mana. Jadi, sebagai orang tua juga harus up date teknologi agar dapat mengimbangi anak-anaknya. Pertanyaan mengenai seksualitas di masa ini akan sering muncul. Jangan anggap hal itu tabu, justru bukalah akses berdiskusi antara orang tua dan anak sehingga kasus-kasus pelecehan seksual serta LGBT dapat dihindari.
Ajari anak-anak usia pubertas anatomi tubuh (alat vital). Beritahu bagian-bagian tubuh mana saja yang dilarang disentuh oleh orang lain. Pakai bahasa kedokteran untuk menyebut alat vital laki dan perempuan, hindari menganalogikan dengan hal lain semisal singkong atau burung. Beri info mengenai apa itu mimpi basah dan menstruasi. Sertakan hadis sahih yang mendukung mengenai hal tersebut. Beri tahu arti sex adalah jenis kelamin dan bukan melulu mengenai hubungan seksual pria dan wanita.
Trik untuk menasihati anak agar tidak ke dalam pergaulan tidak sehat (berduaan dengan lawan jenis). Hindari kalimat ‘tidak’ seperti “Tidak boleh berduaan dengan teman perempuan” apalagi disertai dengan bentakan. Otak anak akan merespon sebaliknya. Lebih baik katakan dengan lemah lembut, “Boleh nonton dengan teman asal beramai-ramai.”
Tataplah mata anak perempuan ketika berbicara padanya. Anak perempuan menyukai hal itu, sedangkan anak laki-laki tidak menyukai tatapan mata. Mereka akan fokus ke titik lain daripada ke mata lawan bicaranya. Lepaskan gadget ketika berbicara dengan anak sehingga mereka merasa dihargai.
Demikian Ayah Bunda, sekelumit informasi yang bisa penulis sampaikan. Semoga friksi yang sering terjadi pada masa ini dapat ditanggapi dengan senyuman dan istigfar oleh orang tua karena semua yang terjadi seizin Yang Maha Kuasa.
Anak saya baru satu laki2
ReplyDeleteMaa syaa Allah
Smoga slalu dijaga
Aamiin
Aamiin Allahumma Aamiin 😊
DeleteANakku kelas 6 Mak, makasih artikelnya... sedikit tercerahkan
ReplyDeleteAnak saya laki SMP kelas 8 dan perempuan kelas 5, sedang menjalani masa-masa peralihan 😊
DeleteAnakku yg putra kelas 10 Madrasah Aliyah, semoga selalu diberi kemudahan mendidik dunia dan akhiratnya. Aamiin
ReplyDeleteAamiin ya Allah, ngeri ya Mam pergaulan anak sekarang
DeleteJadi dag dig dug, meskipun anak2 saya masih balita.
ReplyDeleteHihihi siap-siap, saya lagi ngalamin sekarang 😊
DeleteHmmm...blum punya anak. semoga segera punya. Save info di pikiran. Hehe
ReplyDeleteAamiin ... semoga cepat diberi momongan ya Mbak 😊
DeleteMakasih sharingnya Mba.. jadi Ingat masa2 remaja dulu, memamg betul Saat ITU sering bgt berdebat dgn ortu.. ah jadi menyesal Saya ��
ReplyDeleteSamaaa ... Waktu remaja sering banget ngelawan aturan ortu
DeleteTengkyu mbaaa buat sharing nya, dan note banget soal suka dengan lawan jenis. Apalagi marak menyukai sesama jenis, ngeri banget
ReplyDeleteSerem ... sekarang LGBT ada di lingkungan sekitar kita terang-terangan
DeleteGitu ya?
ReplyDeletePamtesan tiap hari ada aja drama cekcok sama si ABG
Sama Mam, ini anakku yang perempuan udah mulai swing mood. Tadinya emaknya suka esmosi ngeliatnya, sekarang senyumin ajah
DeleteThank, mbak sharingnya
ReplyDeleteSaya nih dua anak mau gede nih mbak..
Semoga bisa menjaga mereka dengan memberi pengertian yang baik
Iya, Mam sama nih punya dua anak yang mau remaja ... Was-was liat pergaulan anak sekarang. Semoga anak-anak kita gak terjerumus hal-hal yang negatif ya Mam
ReplyDeletePunya anak di zaman sekarang tantangannya besar. Semoga anak-anak Kita selalu dalam lindungan-Nya.
ReplyDeleteIyaah, Mbak orang tua zaman sekarang kudu extra pokoknya ...
DeleteAamiin 😊
Ya Allah
ReplyDeleteBeginimah rasanya jadi ortu zaman now?
Semoga Allah melindungi kita semua dan anak-anak kita. Aamiin
Iyap bener-bener tantangan yang gak mudah buat ortu zaman now
ReplyDeleteAamiin
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAnakku kls 6 juga udah mulai berubah. Kadang cepet baper. Hehe
ReplyDeleteSama Bun anakku kelas 5 perempuan, dukuh kalo gak sabar bisa berantem terus
DeleteOrang tua harus lebih bijak ya mba saat anak memasuki masa pubertas. Terutama di zaman milenial saat ini.
ReplyDeleteBlum punya anak,, tp klo ngeliat pergaulan bebas saat ini jd ngeri.
ReplyDeleteThanks for share mb 😊