YOMNGGA adalah seorang gadis petani yang berasal dari Papua. Meski tinggal berlainan desa dengan kedua saudara perempuannya, Yomngga merasa...
YOMNGGA adalah seorang gadis petani yang berasal dari Papua. Meski tinggal berlainan desa dengan kedua saudara perempuannya, Yomngga merasa senang tinggal bersama nenek yang menyayanginya.
Petang hari selepas berladang, Yomngga yang rupawan dan neneknya selalu melewati beringin besar. Ketika berjalan, rambut andan gadis itu bergerak kian kemari tertiup angin. Siapa saja yang melihat akan terpikat, tak terkecuali seekor naga yang bersembunyi di lekukan batang pohon.
Setiap hari Naga menunggu kedatangan Yomngga beserta neneknya. Ia menyukai cara gadis itu tertawa sehingga kedua lesung pipinya terlihat. Rasa cinta yang mendalam membuat Naga memberanikan diri keluar dari persembunyiannya.
Senja ini Yomngga dan neneknya dikejutkan oleh kedatangan seekor ular naga yang tiba-tiba muncul dari pohon beringin besar.
“Ja–jangan sakiti kami wahai Naga. Kami hanya ingin lewat.” Dengan suara bergetar Yomngga meminta.
“Tak usah takut, aku tidak berbahaya. Hanya ingin berkenalan dan mengetahui di mana rumahmu.”
Setelah dapat menguasai diri, Yomngga menjawab, “Aku tinggal di ujung desa dekat sumber air.”
“Tunggulah nanti malam aku akan datang,” jawab Naga sambil menggeser tubuhnya kembali ke sarang.
Malam pun tiba ketika terdengar seseorang mengetuk pintu. Yomngga beranjak dari kursinya dan mengintip dari celah di jendela untuk melihat siapa yang datang. Seorang pemuda tampan dengan bahu bidang tampak berdiri sambil bersedekap.
Yomngga terkesiap. Ia belum pernah melihat pemuda itu di desa sebelumnya. Dengan perlahan pintu ia buka.
“Kisanak mencari siapa?” tanya Nenek yang ikut mendekat.
Pemuda itu mengatupkan kedua tangannya di dada dengan santun.
“Saya mencari Yomngga Nek, maafkan saya mengagetkan dengan penampakan seekor naga. Nama saya Pangeran Omebau dari negeri tetangga.”
Yomngga bertukar pandang dengan neneknya dengan ekspresi terkejut.
“Kalau begitu masuklah, tak enak dilihat tetangga.” Nenek mempersilakan Pangeran Omebau masuk.
Selanjutnya, Pangeran menceritakan tentang dirinya yang dikutuk menjadi naga oleh penyihir yang ingin menguasai harta kerajaan.
Singkat cerita, Pangeran Omebau dan Yomngga menjadi dekat. Pangeran Omebau hanya datang malam hari ketika menjadi manusia, siang hari ia tidak berani menampakkan diri karena takut dibunuh oleh penduduk desa. Nenek merestui hubungan keduanya dan menyarankan agar setelah menikah Pangeran Omebau tinggal bersama mereka.
Pernikahan rahasia Yomngga dan Pangeran Omebau pun berjalan. Hingga pada saat Yomngga mengandung, kabarnya meretas sampai ke tempat kedua saudaranya tinggal. Penasaran, mereka berkunjung dan mendapati bahwa suami adiknya seekor naga.
Betapa kecewa saudaranya mengetahui kenyataan tersebut. Walaupun sudah diberi tahu bahwa naga adalah jelmaan pangeran, tapi mereka tak peduli. Bagi mereka seekor naga tetaplah binatang berbahaya bagi penduduk desa. Sebuah rencana keji pun disiapkan untuk menghabisi nyawa sang Naga.
Pada suatu kesempatan, keduanya diam-diam mencampur makanan Pangeran Omebau dengan racun mematikan. Setelah berhasil menjalankan aksinya, keduanya memberitahukan kepada seluruh penduduk desa akan kematian sang Naga.
Penduduk yang marah meminta Yomngga meninggalkan desa. Yomngga merasa sangat sedih atas kematian suami serta perpisahan dengan neneknya. Bulir bening terus berderai menyatu dengan mata air di dekat rumahnya sehingga membentuk aliran sungai yang membanjiri seluruh desa.
Dengan berbekal sampan, Yomngga pergi meninggalkan desa yang telah membuat hatinya luka. Sampai sekarang, penduduk menamai sungai tersebut Sungai Yomngga.
Cerita rakyat Papua.
Cerita rakyat nusantara. Indonesia memang kaya dengan budaya, salah satunya banyak cerita rakyat yang belum digali. Terima kasih sudah mengenalkan Yomngga, cerita rakyat Papua.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung Mbak, saya juga baru tahu cerita ini setelah browsing folklore Indonesia 😊
DeleteSad ending.... Ditunggu cerita selanjutnya tapi yang happy ending yah Mbak.
ReplyDeleteHai, Mbak. Makasih sudah krisan. Next, happy ending story' yaa insyaallah
DeleteKapan ya bisa ke papua, indonesia memang luar biasa budaya dan cerita rakyatnya. Aku juga pengen nulis ah tentang cerita rakyat tempat ku..terima kasih mbak
ReplyDeleteAamiin ... Semoga ada kesempatan bisa travel ke Papua. Yuk, tulis folklore ya Mbak :)
DeleteIni cerita rakyat? Aku kok belum pernah baca ya
ReplyDeleteSaya juga baru tahu setelah ada tugas nulis folklore jadi browsing deh Mbak, sengaja cari cerita yang masih kurang dikenal :)
DeleteNice sharing mba dewww, membuka wawasan baru lagi tentang cerita legenda seperti ini. Kayak udah lama banget ga baca-baca cerita rakyat.
ReplyDeleteSaya juga kalau gak ada tugas nulis folklore, gak akan jadi baca-baca cerita rakyat Mbak
DeletePas awal baca kirain ini dongeng korea atau negara negara asia timur, ternyata punya negeri sendiri. Haduh kemana saja saya 😘
ReplyDeleteSamaaa, cerita ini agak kurang terkenal sih jujurnya hahaha di sumbernya aja tempatnya paling bawah diantara puluhan cerita lainnya
DeleteYomngga ini asli sungai di Papua kah? Belum pernah baca cerita ini soalnya.
ReplyDeleteSamaaa Mbak, saya juga taunya setelah browsing folklore Nusantara. Ceritanya kalah populer sama yang udah sering didenger kayak Sangkuriang dan Malin kundang.
Deletesaya kira ini cerita luar negeri, ternyata papua
ReplyDeleteKebayang yaa Mbak, betapa cantiknya Papua :)
DeleteCerita rakyat yang tidak se populer sangkuriang ataupun malin kundang, jadi tambah wawasan ttg cerita rakyat dari Indonesia Timur nih..Makasih mb Dewi
ReplyDeleteSama-sama Mbak :)
Deletebaru tahu lho ada cerita begini. dari papua pula. nice share mbak :)
ReplyDeleteMakasih udah mampir Mbak Lely :)
DeleteJujurr, saya pikir tadi ini kisah dari mba Dewi yg nulis. Bahasa ceritanya natural, gak berasa klo ini rewrite dari kisah asli.
ReplyDeleteRewriting ini Mbak Hastin :)
DeleteBaru kali baca cerita rakyat dari Papua. Masya Allah, betapa kayanya Indonesia.
ReplyDeleteSama Mba, baru tau juga cerita ini karena ada tugas nulis folklore :)
ReplyDeleteJahat banget saudaranya
ReplyDeleteBaca namanya nggak nyangka itu nama orang Indonesia...jadi gagal fokus sama namanya.. :D
ReplyDelete