Pinterest Apalah aku, cuma pencinta dalam diam. Melihatmu dari kejauhan saja sudah membuatku berpeluh dan merasa tak berarti. K...
Apalah aku, cuma pencinta dalam diam. Melihatmu dari kejauhan saja sudah membuatku berpeluh dan merasa tak berarti. Kamu dengan segala bayang kesempurnaan, membuatku seperti tak terlihat (Luna)
***
“Lunaa!“
Suara Ibu mengagetkan lamunan gadis berusia lima belas tahun itu. Karena keasyikan memikirkan idolanya, Luna sampai hampir ketiduran di sofa masih memakai seragam.
“Kok, bisa-bisanya sih pulang sekolah bukannya makan dan ganti baju. Ini malah malas-malasan di sofa. Sudah sana mandi, sebentar lagi azan asar ....” Masih terdengar suara Ibu mengomel.
Dengan langkah terseok, Luna berjalan menuju kamar mandi.
Begini ya rasanya mengidolakan seseorang, mau beraktivitas jadi malas—ujar gadis SMA kelas 10 itu dalam hati—atau jangan-jangan aku mulai menyukainya karena yang terbayang di pelupuk mata hanya kamu, Elio.
***
“Luna, kamu udah gila ya. Pak Elio itu guru olahraga kita. Masa kamu jatuh cinta dengan guru sendiri?” sergah Bumi sambil mencengkeram tangan Luna kuat-kuat.
“Lepaskan, apa hakmu melarang aku. Kamu bukan siapa-siapa aku!” teriak Luna kesal sambil mendorong tubuh Bumi dengan kasar.
Pemuda tanggung itu mengendorkan cengkeramannya, menyesali apa yang barusan ia lakukan terhadap gadis yang diam-diam pemuda itu kasihi.
Bagi Bumi ucapan Luna bagai sembilu.
Aku hanya tak ingin melihatmu terluka, Luna. Ratap Bumi yang hanya bisa menatap nanar punggung Luna, sahabatnya, yang semakin menjauh.
Bumi yang selalu jadi 'Guardian Angel' sejak mereka duduk di bangku TK, bahkan rela menyisihkan sebagian bekalnya hanya untuk Luna.
***
Siang begitu terik, ketika Luna memutuskan untuk ke mal sepulang sekolah membeli buku. Tiba di mal yang tak terlalu penuh, matanya tertumbuk pada seseorang, Pak Elio. Darahnya berdesir dengan cepat, jantungnya berdetak tak karuan. Tak ada waktu bersembunyi, Pak Elio berjalan semakin dekat ke arahnya.
“Luna, sedang apa di sini?” Suara Pak Elio bagai nyanyian di telinga gadis itu.
“Hmm, sedang cari buku, Pak.”
Luna terlihat salah tingkah. Bagaimana tidak, guru yang selama ini ia puja sedang berada tepat di hadapannya. Guru yang di matanya sangat menawan dan kharismatik. Luna merasa wajahnya memerah bagai tomat.
Belum sempat dirinya mengatur napas, seorang anak perempuan kecil menghambur memeluk Elio-nya.
"Papaaa, aku mau es klim,” rajuknya dengan suara yang masih cadel.
"Siap Princess," ucap Pak Elio tersenyum sambil menjawil hidung bangir putrinya.
Di belakangnya seorang wanita cantik ikut menghampiri.
Maksudnya? Jadi Pak Elio sudah berkeluarga? Oh, betapa bodohnya aku. Batin Luna merana.
Kakinya serasa tak berpijak melihat pemandangan yang menyesakkan dadanya.
“Luna, kamu enggak apa-apa? Kok, terlihat pucat sekali. Bapak antar pulang ya?“ Pak Elio menyadari keberadaan anak murid di depannya yang membisu.
Entahlah, kali ini suara Pak Elio terdengar sumbang di telinga Luna.
Ia menggeleng lemah, “Tidak usah, Pak. Saya bisa pulang sendiri,” sahutnya pelan.
Dengan sedikit terhuyung, Luna mencari tempat duduk untuk mengambil ponsel. Hanya ada satu orang yang ia butuhkan saat ini, yang selalu menerima dirinya ... apa adanya.
[Assalamualaikum]
[Bumi, kamu benar. Hanya hati yang tertutup yang tidak mau mendengarkan nasihat dari orang yang tulus menyayangi]
***
Wuaaaah...ini berasa flashback...xixixii...mencintai orang yang salah. Tapi kira-kira kalau ternyata si misternya tau isi hati muridnya ini...kira2 apa yang akan terjadi yaaaa...lanjutin mbaaa...
ReplyDeleteDejavu ya Mbak heheh
Deletewkwkwkkwk... gubraaak.. ternyata udah punya anak.
ReplyDeletekok jadi inget jaman SMP dulu ya. Dulu pernah ada guru agama yang ganteng banget. Dia mualaf ceritanya, setelah masuk Islam mendalami Islam banget. Masih muda. Sering jadi gosip ciwiciwi. Terus berhembus kabar kalau dia sudah menikah. wkwkwkkw...
kalau inget sekarang lucu juga ya.
Patah hati berjamaah hehe
DeleteAih, remaja suka gitu deh. Mengidolakan seseorang dan dengan gegabah menganggapnya cinta. Hehe...
ReplyDeleteSaya banget dulu hihihi
DeleteEaaa.. Emang pria berumur itu memesona ya
ReplyDeleteBeneeerrr, apalagi kalau lagi momong anak hehehe
DeleteBaca ini aku jadi ngebayangin adegannya, terus dikasih backsound musik lucu, biar gak jadi sedih.. #otakku random, hahaha
ReplyDeleteFTV mode on :)
DeleteWah, ternyata gurunya udah punya anak dan istri. Hehe ... Cari yang lain aja, Luna. Hehe
ReplyDeleteSedyiiih hehehe
DeleteWidihhh banyah kejadian gini waktu sekolah dulu bahkan samlai keblablasab...
ReplyDeleteLanjutin mbak ceritanya
Ngeri ... jaman sekarang juga banyak Bun yang kayak gitu :)
DeleteLuna..suamiku juga guru, dan dulu juga ada siswi yang ngefans berat sama dia. Sakit tau! So, bunuh rasa cintamu ya, Lun. Masih banyak yang lebih ganteng dan muda dari dia, hahaha...
ReplyDeleteCurhatan istri hehehe toss Bun
DeleteJadi ingat jaman sekolah, mengidolakan guru juga tapi masih single hihihi
ReplyDeleteHuft untung single ya Bun
DeleteSering nih kejadian kayak gini. Biasanya sih cuman naksir-naksir aja dan udah tau juga kalo gurunya udah punya keluarga.Habis gurunya juga kayak ngasih harapan gitu. Nanti udah lulus juga lupa......
ReplyDeleteHehehe beneer Bunda, gurunya juga suka PHP
DeleteMasa-masa Luna adalah masa-masa terobsesi pada seseorang yang wow di matanya. Biasanya sih kalo sekitar kelas 10 gitu sukanya ya ganteng ya :) Tapi (biasanya juga) jauh dari keinginan menikah, gitu. Hehe... Keinginan jadi pacar gurunya sih mungkin Kalo si gadis agak badung ;-)
ReplyDeleteMove on ya, Luna!
Lunanya agak kecepatan inih pubernya heheh
DeleteHahahhaa... berasa kembali ke masa SMP. Ada guru olahraga ganteng, masih muda pula.
ReplyDeleteAnak-anak cewe pada bergosip. Kecuali saya pastinya... #uhhuk
Percaya Bun heheh
DeleteYa Allah, kasihan amat si Luna :D Ternyata udah berkeluarga, ke mana aja kamu, Lun? Hehe
ReplyDeleteKurang piknik Lunanya Bun :)
DeleteSelalu suka sama cerpen nya mba Dew. Keep story telling ya mba.
ReplyDeleteThese enabled the participant to stop each reel, permitting a level of "skill" in order to satisfy the New Jersey gaming laws of the day which required that gamers 까모벳 were place to} control the game indirectly. The unique conversion was applied to roughly 50 late-model Bally slot machines. Because the typical machine stopped the reels automatically in less than 10 seconds, weights were added to the mechanical timers to prolong the automated stopping of the reels. By the time the New Jersey Alcoholic Beverages Commission had permitted the conversion for use in New Jersey arcades, the word was out and each different distributor began adding skill stops.
ReplyDelete