unsplash.com @nickmorrison Ada kalanya suatu saat kita itu kebingungan harus mulai menulis dari mana. Tidak peduli itu seorang penuli...
unsplash.com @nickmorrison |
Ada kalanya suatu saat kita itu kebingungan harus mulai menulis dari mana. Tidak peduli itu seorang penulis pemula ataupun penulis profesional sekalipun, yang bahkan telah melakukan kegiatan menulis secara rutin setiap harinya. Bagi para penulis fiksi, baik itu cerpen, puisi maupun novel, menemukan sebuah ide cerita belumlah cukup sebagai modal untuk menulis. Kadangkala ketika penulis fiksi sudah mendapatkan ide, plot dan siapa saja tokoh yang akan dia mainkan dalam tulisannya, namun kerap kali harus kebingungan harus memulai dari mana.
Kebuntuan yang terjadi semacam ini bisa jadi sangat mengganggu bagi kita sebagai penulis apalagi jika kita adalah penulis pemula. Seorang penulis bisa diam di tempat, menatap layar komputer yang kosong, menggerakkan jemarinya yang sudah mulai gatal, namun tak ada satu kata pun yang berhasil diketik atau tak ada sedikitpun ide yang keluar di otak. Bisa jadi hal ini merupakan ciri awal munculnya penyakit penulis yang biasanya disebut writers block.
Menulis itu merupakan kegiatan mengumpulkan kata-kata yang berlintasan di kepala kita. Menangkap kata-kata tersebut lalu menyusunnya menjadi kalimat-kalimat yang kemudian secara alamiah akan menjadi paragraf-paragraf hingga menjadi tulisan yang utuh. Jika kita memang menganalogikannya dengan sederhana seperti itu, maka sebenarnya tugas kita adalah mengumpulkan semua kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Bagi penulis pemula semua hal tersebut perlu dilakukan secara bertahap. Penulis fiksi pemula memang harus banyak belajar tentang tahapan menulis fiksi dengan baik dan sempurna.
Berikut ini ada beberapa tahapan atau tips sederhana untuk para penulis pemula yang ingin menulis karya fiksi.
1. Memilih Topik atau Tema
Tema dalam tulisan fiksi sangatlah banyak, tidaklah susah untuk mencari sebuah tema untuk tulisan fiksi. Tanpa sebuah tema, tulisan fiksi menjadi jauh lebih susah dari apa yang dibayangkan karena bisa tidak fokus dengan apa yang akan ditulis.
2. Tentukan Jenis Fiksi dan Target Bacanya
Menentukan jenis fiksi akan lebih memfokuskan penulis pada cerita dan gaya bahasa yang lebih mengena. Intinya janganlah tanggung-tanggung menulis fiksi sesuai dengan jenis yang akan dibuat.Buatlah kesan tulisan fiksi kita menarik untuk memikat target baca. Target pembaca harus jelas, jangan dipadukan dengan jenis yang lainnya.
3. Menentukan Tokoh
Persiapkanlah tokoh-tokoh yang akan dibuat dalam tulisan fiksi kita dengan matang. Tokoh ini harus meliputi tokoh utama dan tokoh pendamping. Nama-nama dalam tokoh juga harus sesuai dengan fiksi.
4. Membuat Karakter Tokoh Lebih Hidup
Dalam memulai tulisan fiksi maka buatlah karakter tokoh yang ditulis terasa lebih hidup. Buatlah karakter tokoh dengan penderitaan sehingga berjalannya waktu ketika mencapai kemenangan maka para pembaca akan lebih merasakan ending yang mengharukan.
5. Belajar Storytelling
Belajar storytelling itu bisa dari buku atau film. Jadilah sebagai pengamat bukan hanya sebagai penikmat. Maka tulisan fiksi yang akan dibuat juga akan lebih mengalir dan berkesan.
6. Menulis Garis Besar Cerita
Garis besar tulisan fiksi kita bisa meliputi apa-apa saja yang akan terjadi, konflik yang akan terjadi serta penyelesaian. Maka buatlah garis besar cerita fiksi tersebut dengan singkat, padat dan jelas serta harus memperhatikan berbagai kejadian yang akan muncul.
7. Menentukan Alur Tulisan
Menentukan alur cerita dalam tulisan fiksi secara tepat dan baik sangat perlu untuk diperhatikan sehingga memberi kesan mendalam bagi pembaca.
Perlu kita ketahui, alur cerita itu ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Ketiganya alur tersebut memiliki tahapan yaitu perkenalan, penanjakkan, klimaks, puncak klimaks dan penyelesaian atau anti klimaks.
8. Menentukan Latar Cerita
Hal selanjutnya yang harus kita perhatikan lagi yaitu latar cerita tulisan fiksi kita. Di mana cerita terjadi? kapan terjadinya? bagaimana suasananya? Semua harus ditentukan dengan teliti. Dapat digambarkan secara langsung maupun tidak langsung.
9. Memilih Sudut Pandang
Untuk menulis tulisan fiksi, perlu adanya sudut pandang yang jelas. Sudut pandang ini biasanya terdiri dari 2 macam, yaitu sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Untuk penggunaan sudut pandang itu sendiri, maka sudut pandang ada 4 yaitu orang pertama sebagai pelaku utama, orang pertama sebagai pelaku sampingan, orang ketiga serba tahu, dan orang ketiga sebagai pengamat.
10. Memilih Diksi yang Sesuai untuk Tulisan Fiksi
Adanya diksi atau pemilihan maka sebuah fiksi akan jauh lebih menarik. Pemilihan kata yang sesuai dan tepat juga dapat dijadikan tombak untuk memperoleh tulisan fiksi yang berkualitas.
11. Membuat Kerangka Karangan sesuai Alur
Setelah semua tahapan sebelumnya selesai, maka untuk langkah selanjutnya adalah membuat kerangka karangan. Kerangka ini dibuat sesuai alur yang ditentukan dan mencakup langkah yang sebelumnya sudah dibuat.
12. Memberi Judul yang Tepat
Untuk mendapatkan rasa penasaran pembaca terhadap suatu tulisan maka buatlah judul semenarik mungkin berdasar isi fiksi yang telah kita buat. Unik, berkesan, beda dari yang lain dan jarang ditemui oleh pembaca.
Inilah beberapa tips untuk penulis pemula yang ingin menulis karya tulis fiksi. Semua perlu dipelajari dengan pelan dan bertahap. Semakin rutin dan konsisten dalam belajar maka kualitas tulisan fiksi kita akan semakin bagus dan sempurna.
yapp betul banget mba, saya pun sekarang nulis di buku lebih banyak fiksi, terutama cerita anak hihi. makasih sharingnya mba.
ReplyDeleteAlhamdulillah, nemu artikel ini. Kebetulan, lagi pengen coba nulis fiksi. Ntar, fiksi-ku dikomentari ya, mba...
ReplyDeleteStorytelling tuh gampang2 susah. Kalau pas bahasannya serius, entah mengapa tulisan saya jadi baku dan menbosankan. Perlu banyak belajar terus nih
ReplyDeleteStorytelling tuh gampang2 susah. Kalau pas bahasannya serius, entah mengapa tulisan saya jadi baku dan menbosankan. Perlu banyak belajar terus nih
ReplyDeleteTerimakasih banyak informasinya mbak, mau belajar juga nih nulis fiksi
ReplyDeleteHmmm jadi begitu yah mba. Aku masih belum tertarik nyoba karna bingung memulainya, tapi setelah baca tipsnya ini jadi penasaran ingin mulai nulis fiksi nih
ReplyDeleteMakasih infonya, Mbak. Satu lagi yang penting, bikin outline. Tampa ini kadang mgeblank bikin cerita, apalagi yang panjang kayak novel
ReplyDeleteThanks for sharingnya mbak:) waktu awal ngeblog juga saya lebih doyan nulis fiksi tapi makin ke sini malah lebih suka yang bebas, mungkin karena pengaruh gaya tulisan blogger yang emang lebih ke non fiksi kali ya🙊
ReplyDeletembak, terimakasih, ini bermanfaat banget bagi saya yang masih belajar nulis, belajar nulis fiksi.
ReplyDeleteSaya sering gitu, di depan lepi bengong. atau kadang kadang sudah nulis berapa paragraf hapus...ketik...hapus gitu terus sampai ganti hari nggak jadi-jadi. hiks hiks
Membuat karakter tokoh menjadi hidup, itu yang menurut saya paling susah. Apakah krn saya nggak pintar berimajinasi, ya, Mbak? *eh*... Sejauh ini, baru bbrp kali nulis fiksi, kebanyakan nulis non fiksi, hehe. Tips nya bermanfaat sekali Mbak, akan saya coba.
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak dewi, bermanfaat sekali buat saya yang baru belajar menulis, semoga suatu hari bisa menulis fiksi juga , amiin.
ReplyDeletetipsnya mantul mbak. saya msih belajar nulis fiksi, masih betah denga non fiksi ,,, semoga lain kali saya bisa nulid fiksi .. heheheh
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya, Mbak. Udah lama banget nggak nulis fiksi sejak mulai menulis artikel. tahun ini baru nyoba satu...hihi. Rasanya kaku mau mulai...
ReplyDeleteBelum tertarik nulis fiksi beneran mbak. Kemarin bikin buku antologi 50% fiksi & 50% real story. Itu pun belum sempurna bener.
ReplyDeletegue banget ini tipsnya hihi
ReplyDeletepadahal jaman masih muda senengannya nulis fiksi lho. tapi begitu tau dunia artikel, nulis fiksi jadi gak punya ide.
thanks sharingnya mbak Dewi.
Masih belajar ngefiksi Mbak, masih takut-takut sama genre horor, thriller dan sad ending, masih diseputaran komedi dan happy ending aja.
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya
tiap baca status fb mb dewi nih, aku jadi tergoda nulis fiksi lagi. tapi selalu arahnya ke misteri serba horror, duh duh duhh gimana ya? aselinya penakut, tapi ngayalnya nulis genre horror :(
ReplyDeletesaya nggak ngerti kenapa, tapi rasannya kepala saya ini susaaah sekali menjangkau ruang fiksi. macem nggak bisa ngayal gitu. kalau kisah inspiratif masih nyaut-nyaut dikit, tapi kalau udah fiksi, gelap banget deh.
ReplyDeleteSelama ini tulisan saya cenderung non fiksi. Ada keinginan utk menulis fiksi juga.. Tks untuk sharingnya Mbak
ReplyDeletePoin nomor 5 ini berhubungan dg jam terbang juga y mb sepertinya
ReplyDelete