Pinterest 07:50, 05.12.18 Setelah berjibaku dengan lalu-lintas pagi, Rafa segera menuju lantai sembilan tempatnya bekerja di s...
07:50, 05.12.18
Setelah berjibaku dengan lalu-lintas pagi, Rafa segera menuju lantai sembilan tempatnya bekerja di sebuah kantor penerbitan. Jabatan sebagai Chief Editor membuatnya segera tenggelam dalam kubangan naskah.
Tak ada yang spesial hari ini. Semua rutinitas berjalan seperti biasanya. Pardi helper yang menyajikan kopi tepat pukul delapan, disusul kedatangan Rendra asistennya yang datang lima menit kemudian dengan bersiul-siul lagunya Tulus.
Bip. Notifikasi WA ponsel berbunyi. Pesan dari Amate, istrinya.
[Love, jangan lupa janji anniversary dinner kita di tempat biasa ya? Ditunggu di restoran Rooftop after hours]
[Ok, Beb. Anything for my Princess. Dandan yang cantik ya. I'll be there]
[Love you]
[Love you too, Wifey]
***
18.10
Jalanan sore ibu kota menyisakan antrean padat kendaraan pulang kantor yang berderet-deret. Tampak di depannya banyak orang yang berkerumun di pinggir jalan. Rafa yang penasaran meminggirkan kendaraan roda duanya dan bertanya kepada orang di sekitar.
“Maaf, Pak ini ada apa ribut-ribut?”
Orang yang ditanya enggan menjelaskan, ia hanya melengos dan pergi meninggalkan dirinya yang kebingungan.
Orang yang aneh, batinnya.
Sirene ambulans terdengar meraung-raung dari kejauhan, dalam hitungan menit sampai ke TKP. Orang-orang yang berkerumun termasuk polisi lalu lintas, membuka jalan bagi ambulans untuk mengangkat korban.
Rafa hanya melihat sekilas korbannya, seorang laki-laki pengendara motor yang bersimbah darah.
Rafa hanya melihat sekilas korbannya, seorang laki-laki pengendara motor yang bersimbah darah.
Pria berpenampilan kalem itu beristigfar dalam hati dan memilih kembali melaju dengan kendaraannya menuju restoran Rooftop.
***
Keesokan harinya.
04:30
Rafa tergagap bangun dari tidurnya. Ia mengalami mimpi yang tidak biasa. Dahinya berpeluh, nafasnya tersengal. Ia melirik ke samping tempat tidur.
Kemana, Amate?
Terdengar gemercik air dari pancuran di kamar mandi, sementara suara azan terdengar dari kejauhan. Oh, istrinya pasti sedang mandi sebelum salat subuh. Laki-laki itu berusaha mengingat apa yang dilakukannya semalam bersama istrinya.
Aneh, ia tidak dapat mengingat apa-apa.
***
Perjalanan menuju kantor masih sama seperti kemarin. Jalanan yang sama, kendaraan berderet-deret, dan hiruk pikuk pagi lainnya.
Tepat pukul 07:45 Rafa tiba di gedung tempatnya bekerja.
Disapa ramah oleh Pak Ridwan keamanan gedung. Seperti biasanya, Pak Ridwan mengantarnya sampai depan lift dan membantunya memencet tombol naik. Begitu juga dengan kopi yang telah tersaji dan kedatangan Rendra dengan siulannya.
Disapa ramah oleh Pak Ridwan keamanan gedung. Seperti biasanya, Pak Ridwan mengantarnya sampai depan lift dan membantunya memencet tombol naik. Begitu juga dengan kopi yang telah tersaji dan kedatangan Rendra dengan siulannya.
Rafa baru saja duduk ketika notif ponsel berbunyi.
[Love, jangan lupa janji anniversary dinner kita di tempat biasa ya? Ditunggu di restoran Rooftop after hours]
What, the ...?
Rafa merasa deja vu karena bunyi SMS yang sama seperti kemarin.
***
18.10
Apakah terjadi kecelakaan lagi?
Rafa menepikan kendaraannya dan berusaha bergabung ke dalam kerumunan. Badannya terimpit desakan orang-orang yang berkerumun. Percuma, ia hanya melihat sekilas korbannya tergeletak di jalanan. Seorang pengendara motor berbaju biru.
Tak tahan dengan situasi yang ada, lelaki berumur tiga puluhan itu segera menyingkir, kembali menuju restoran Rooftop untuk menemui istrinya.
***
04:30
Suara alarm digital kembali mengagetkan Rafa.
Ah, mimpi yang sama. Berulang-ulang seperti kaset rusak.
Ia terduduk di pinggir tempat tidur, terdengar gemercik air dari kamar mandi. Kembali ia mengingat kejadian tadi malam. Nihil. Ingatannya seperti menghilang sebagian.
Setelah menjalani rutinitas pagi di rumah, seperti biasa Rafa bergegas menuju kantor. Betapa ia merindukan Amate istrinya. Dua hari ini mereka selalu berselisih jalan. Perempuan super sibuk itu selalu meninggalkan rumah sebelum matahari terbit untuk mengejar kereta komuter jadwal pertama.
Dalam hitungan menit, dirinya kembali berbaur dengan hiruk pikuk jalanan. Diliriknya jam analog di pergelangan tangan. Pukul 18:10, 05.12.18.
Jamku pasti rusak. Kenapa dari kemarin jam dan tanggalnya tak berubah. Batinnya berkata.
Rafa memacu motornya agar bisa datang sebelum pukul delapan di kantor.
Kejadian berikutnya sudah bisa tertebak olehnya, Pak Ridwan yang menyapanya, kopi yang terhidang oleh helper, dan asistennya Rendra yang datang dengan siulan lagunya Tulus.
Tunggu? Apakah Rendra suka sekali dengan Tulus sehingga bersiul lagunya terus menerus?
Ah, Rafa tak mau ambil pusing sambil menuju kursi kerjanya. Diambilnya naskah yang masuk ke mejanya dari tumpukkan paling atas. Tertulis di sampulnya, revisi novel Love, 05/12/18.
Kenapa naskah yang sudah lewat dua hari bisa ada di mejanya lagi? Jangan bilang sebentar lagi ponselnya juga berbunyi!
Rafa mendengus kesal.
Rafa mendengus kesal.
Bip
[Love, jangan lupa janji anniversary dinner kita di tempat biasa ya? Ditunggu di restoran Rooftop after hours]
Tuhan, lelucon apa lagi ini??
Rutinitas benar-benar mengacaukan pikiran!
Rutinitas benar-benar mengacaukan pikiran!
18:10
Arah menuju restoran sangat macet. Rafa sudah tahu persis jawabannya. Kecelakaan tunggal yang memakan korban seorang pengendara motor berbaju kotak biru. Seperti teringat sesuatu, ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Ti–tidak, ... ti–dak mungkin! Pasti salah.
Dipacunya kendaraannya secepat mungkin, meskipun melewati jalanan yang padat merayap. Kerumunan manusia menyemut mengelilingi korban di TKP. Sekuat tenaga dirinya meringsek maju ingin melihat lebih dekat korbannya.
"P–pria ... i–itu?!" pekiknya ngeri.
Rafa merasakan udara berhenti berembus dan darah berhenti mengalir.
Amate, my love ... sampai kapan pun aku tak akan pernah sampai restoran itu. Pukul 18.10 Tanggal 05.12.18 adalah batas waktuku di dunia. Batinnya menangis pilu.
Hiks... Bagus ceritanya, tapi sedih bacanya mbak....
ReplyDeleteBtw, aku pernah nonton film horor, lupa judulnya, alur ceritanya mirip cerita ini, deja vu sampai berkali-kali....
Makasih udah mampir Bun, ada yg mirip spt 30 days of apa gitu tapi itu karena tokohnya amnesia parsial kalau yang lain belum tau :)
DeleteSukeses cerinya bikin penasaran dan buat saya menebak nebak endingnya
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya
Makasih Mbak :)
DeleteKok aku baper baca ini. Bagus ceritanya, Mbak. Kupikir Amate yang meninggal.
ReplyDeleteAmate baik-baik aja kok Mbak hehehe makasih udah mampir
DeleteWow, selalu suka dengan tema kayak gini, hiks. Keren mbak.
ReplyDeleteNuhuun Bunda :)
DeleteWaahh,, syuka,, syuka
ReplyDeleteBagus bangget mb.. Pernah nonton alur begini kejadian yg berulang ulang.
Semangat mb
Lanjutkan 😁
Makasih udah mampir Mbak :)
DeleteKiyen fikminnya mbak...
ReplyDeletePernah bikin fikmin tema drjavu, tp gatot...😁
Coba bikin lagi Mbak :)
DeleteIh ... buat penasaran deh
ReplyDeleteHehehe udah end ceritanya Bun
DeleteDuh mbak kok Aku Sedih ya.. huhu.. mbak Dewi emang jago bikin Fiksi Yg alur & ide ceitanya unik...bbrp Kali Baca di FB keren2 bgt
ReplyDeleteAlhamdulillah makasih apresiasinya :)
DeleteBagus dan seru fikminnya, Mbak Dewi. Tapi jadi sedih, ngebayangin gimana kalo kita sendiri nanti ngelihat jasad kita yang lagi ditangidin dama orang-orang....
ReplyDeleteInnalilahi gak berani ngebayangin kalau diri sendiri
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerusiiinn mbaaaaaaakkk
ReplyDeleteEnd Mbakku heu
Deleteaduh aku ngebayangin aku yang ada diposisi rafael yang terbangun dr tidur tapi mengalami kejadian yg sama berulang-ulang, mesti lieur pisan itu..
ReplyDeleteStress kalo aku mungkin heu
DeleteYa Allah
ReplyDeleteMantul banget FF horor
Aku belon bisa bikin yang kayak beginian
Mbak Betty mah suka ngerendah ih udah keren juga tulisannya :)
DeleteSyok bgt
ReplyDeleteJd berulang-ulangny krn dia belum sadar y
Bagus mbaaa
Lanjutt mbaa
Istriny terus gmn
Udah end Mbak ... Istrinya baik-baik aja hehehe
DeleteBagus nih flash fiction-nya. Bikin penasaran sekaligus bertanya2. Dejavu yang misterius, hmm...
ReplyDeleteAlhamdulillah makasih udah mampir :)
Delete