Sudah bukan rahasia lagi kalau emak maunya liburan tipis low budget. Selain alasan cucian numpuk dan faktor fisik yang udah gak setrong (t...
Sudah bukan rahasia lagi kalau emak maunya liburan tipis low budget. Selain alasan cucian numpuk dan faktor fisik yang udah gak setrong (tutup muka), ninggalin si pedro kura-kura kesayangan keluarga juga gak bisa lama. Fyi si pedro ini suka sutris kalo gak mandi matahari dan main-main di halaman sehari aja. Cerita lengkapnya nanti yaaa
Berhubung ada 3 anak (14,10,6 yo) yang sudah demo karena gak kemana-mana selama liburan, emak memutuskan dalam sekejab untuk ajak mereka trip sehari by train ke Bogor. Tujuannya Kebun Raya, selain karena murce, emak suka tanaman dan butuh fresh oksigen. Baiklah ... trip dimulai dari titip mobil di stasiun Kranji Bekasi. Karena dadakan dan sudah kesiangan, maka persiapannya serabutan. Cuma bawa 1 ransel yang isinya 2 stel baju ganti buat anak-anak. Bapake cuma bawa jaket dan dompet. Emak gak bawa apa-apa selain dompet yang isinya kartu andalan :)
Butuh kurleb 3 jam untuk sampai di Kebun Raya dari Bekasi Barat, karena diselingi sholat, makan, ngemil dan ngopi. Pokoke di trip kali ini emak mau nyantai dan gak mau terikat waktu. Sampai di Kebun Raya menjelang ashar, pengunjung sudah mulai surut . Emak menghirup nafas dalam-dalam menikmati setiap molekul oksigen yang mampu terhirup. Sepanjang mata memandang hamparan tanaman hijau menyejukkan mata. Dari kejauhan tampak istana Bogor berdiri megah, dipercantik dengan lapangan rumput dan kolam bunga teratai.
Karena sudah sore, sengaja kami langsung memilih tempat di pinggir kolam teratai tanpa berkeliling lagi. Sambil janjian meetup dengan kakak yang berdomisili di Sentul datang, kami wefie sampai puas. Jam 16.30 kakak dan keluarganya datang sambil bawa bakso slamet yang kesohor. Jadilah kami menikmati bakso kesukaan di pinggir kolam teratai sambil menikmati matahari sore yang teduh ... nikmeeeeh :)
**maaf baksonya keburu habis sebelum sempat difoto hehehe
Dan sebagai bonusnya, dapat melihat Kepala Negara berkeliling dengan kendaraan mini golfnya di lapangan rumput depan istana ... Weowe!
Menjelang magrib, baru kami beranjak menuju halaman gedung museum tanah disekitar kebun raya tempat kendaraan terparkir. Tujuan berikutnya masjid balaikota. Selesai menunaikan sholat mahgrib, kami duduk-duduk di warung tenda sambil menikmati roti bakar dan ovaltine dingin menunggu waktu isya. Kakak yang baru pulang umroh bagi-bagi coklat kerikil, kopiah dan air zam-zam untuk anak-anak. Sambil bercengkrama dan mendengarkan cerita mengenai perjalanan membawa jamaah umroh kali ini, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Lalu lintas kota Bogor rame lancar tanpa macet. Kendaraan melaju tanpa rencana, cuma berdasarkan insting. Arah sentul berubah menjadi arah puncak, semaunya yang bawa mobil atas request jamaah. Karena bepergian di waktu yang anti mainstream, jarang ketemu macet. Memasuki kawasan puncak, arus balik menuju Bogor padat sebaliknya lancar jaya. Sambil cari tempat makan, browsing hotel yang hasilnya rata-rata fully booked. Ok baiknya kita makan dulu biar gak lemot kalo kata paksu. Pilihan jatuh pada restoran padang yang penyajiannya cepat gak pakai lama (lapaaar)
Selesai makan, kami beranjak menuju Masjid Atta'awun, tapi batal karena ramai. Jadilah kami ke warkop diseputaran puncak pass yang menyediakan sofa untuk leyeh-leyeh sambil ngemil jagung bakar seraya menikmati pemandangan kota Bogor dari kejauhan.
Tak terasa sudah hampir jam 24.00 kami ngobrol, warkop pun sudah mau tutup. Anak-anak sudah sejak dari restoran padang lelap di alam mimpi. Emak bahagia bisa chit chat gak diganggu hehehe
Rasa kantuk mulai mendera, saatnya cari penginapan. Browsing sana sini sambil cek ke tkp hotel kena tarif libur lebaran yang lumayan/per kamar. Padahal kami hanya mau tidur beberapa jam saja sambil tunggu subuh untuk kejar sunrise di kebun teh Gunung Mas. Sambil parkir di depan minimarket dalam pom bensin 24 jam, kami nyerah karena gak kuat menahan kantuk. Ok fix kita berdelapan tidur di mobil.
Alarm gawai berdering mengagetkan tidur kami. Waktu menunjukkan pukul 04.30. Kuy lah kita cari masjid sambil meluruskan badan. Usai sholat subuh, kami menikmati teh hangat, nasi uduk dan gorengan di warung sebelah masjid. Entah kenapa walaupun lauknya sederhana tapi terasa nikmat. Mungkin karena makannya dengan hati yang hangat eaaa ditambah dengan udara yang sejuk dan pemandangannya yang indah.
Hasil ngobrol dengan marbot masjid, kami dapatkan info mengenai spot wisata baru yang sedang hips, Wonderful Citamiang. Dan letak jalan masuknya hanya sekitar 100m dari masjid. Yuuhuuu lupakan Gunung Mas, mari ke Citamiang.
**pemandangan dari warung nasi uduk pukul 6.00
Bersambung ...
COMMENTS