“ Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur. ” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabr...
(HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya).
Bismillahirrahmanirrahiim
Salam serta shalawat kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarga, serta para sahabatnya.
Banyak di antara kita mencari rezeki dengan jalan bermuamalah seperti halnya Nabi Muhammad saw. Beliau memulai usahanya sejak berumur dua belas tahun. Bermula dengan berniaga mengikuti pamannya Abdul Munthalib hingga ke negeri Syam (Suriah). Pada usia lima belas tahun, Rasul memulai usahanya sendiri dan berhasil memperluas usahanya hingga ke tujuh belas negara. Sejak saat itu, Rasulullah masyur karena kepiawaiannya berdagang.
Manusia terpilih ini tentunya mempunyai sifat-sifat terpuji sehingga dimuliakan bumi dan langit. Sifatnya yang shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas atau bijaksana) menjadikan urusan perniagaan menjadi berkah. Hal tersebut tecermin dari cara Yang Mulia menjalankan bisnisnya.
Yuk, kita adopsi cara-cara Baginda berbisnis agar keberkahan selalu menaungi usaha kita, insyaallah.
Diawali dengan Niat Lillahi Ta'ala
Apa pun ikhtiar yang Rasul lakukan semuanya diawali dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Hal ini yang menjadi dasar beliau untuk melakukan perniagaan. Semuanya dilakukan semata-mata mengharap rida Ilaihi Rabb.
Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Mengutamakan Kepuasan Konsumen
Perniagaan Rasul selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan. Beliau selalu berusaha memberi yang terbaik untuk konsumennya. Terkadang juga melebihkan timbangannya. Beliau memperlakukan konsumen dengan baik dengan tutur kata lemah lembut.
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.” (QS. AsySyu’araa: 181-183)
Jujur dengan Kondisi Barang
Tidak Menjual Barang yang Tidak Ada Padanya (Dropship)
Perkembangan perniagaan online semakin marak akhir-akhir ini. Ditandai dengan menjamurnya online shop di berbagai belahan dunia. Hal ini memungkinkan terjadinya kerjasama antara penjual dan pembeli dari wilayah yang berjarak ratusan bahkan ribuan kilometer. Cara-cara berjualan pun sudah bergeser.
Tak perlu lagi mempunyai toko offline kalau dari rumah saja pembeli datang melalui interaksi dunia maya. Perniagaan model dropshiping pun bermunculan. Sistem ini tak sesuai dengan cara Rasul berniaga karena barang yang hendak dijual tidak ada pada dropshipper. Hal ini berpotensi mengecewakan pembeli karena penjual tidak melihat barangnya secara langsung.
Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku seraya meminta kepadaku agar aku menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan cara terlebih dahulu aku membelinya untuknya dari pasar?” Rasulullah menjawab : “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu .” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai)
Mengutamakan Ibadah
Sesibuknya Rasulullah, ibadah tetap diutamakan. Hal ini merupakan salah satu kunci sukses perniagaan.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS.Al Munafiqun:9)
Membayar Upah Karyawan Tepat Waktu
Membayar hasil keringat karyawan tepat waktu merupakan perbuatan yang dilakukan juga oleh Rasulullah. Beliau tak pernah menunggu hingga keringat karyawan kering baru mengupahnya. Prinsip memudahkan orang lain selalu dipegangnya.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)
Tidak Menimbun Barang
Menimbun barang dengan tujuan mendapatkan keuntungan berlipat diharamkan oleh Rasulullah. Perbuatan ini menyusahkan umat dan mengganggu kestabilan ekonomi.
Diriwayatkan dari Ma’mar bin Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan penimbunan melainkan dia adalah pendosa.” (H.r. Muslim)
Menjalin Ukhuwah dengan Konsumen
Pembeli bagi Yang Mulia adalah saudara. Beliau tidak sungkan menjalin ukhuwah dengan harapan mendapatkan keberkahan silaturahmi. Selain itu, untuk mengambil kesempatan bertemu dengan partner usaha baru.
Tidak Menjelekkan Dagangan Orang Lain
Masing-masing pedagang rezekinya telah ditentukan besar kecilnya, sehingga tak perlu khawatir berlebihan menjelekkan dagangan orang lain. Pedagang-pedagang di pasar walaupun bersebelahan menjajakan barang yang sama, tapi semuanya mendapat jatah rezeki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain” (HR. Muttafaq Alaih)
Tidak Mudah Putus Asa
Islam membenci orang yang putus asa. Untung rugi dalam dunia usaha adalah sesuatu yang biasa. Nikmati saja proses jatuh bangunnya, semua akan indah pada waktunya.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”(QS. Yusuf: 87)
Saling Menguntungkan
Prinsip untuk selalu memberikan yang terbaik didasari pada keinginan Rasul untuk sama-sama rida antara pembeli dan penjual. Pembeli membeli barang karena suka, penjual menjual barang untuk membantu mengatasi kebutuhan pembeli sehingga hubungan keduanya adalah suka sama suka.
Sesungguhnya perniagaan itu hanyalah perniagaan yang didasari oleh rasa suka sama suka. (HR. Ibnu Majah)
Sebagai manusia biasa, kita tentunya tak luput dari kesalahan. Berbeda dengan junjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan segala kesempurnaannya. Namun, segala apa yang dikerjakan Baginda Rasul adalah yang terbaik di mata Allah Azza Wa Jalla sehingga kita patut mencontohnya.
Semoga dengan menerapkan perilaku Rasulullah dalam berniaga, keberkahan akan selalu menyertai kita. Aamiin.
Salam sukses!
Alhamdulillah, ilmu baru untuk berjualan. Semoga aku bisa meneladani kiat Rasulullah ini.
ReplyDeletemakasih mbak sharingnya, jadi tahu mekanisme berjualan sesuai teladan Rasulullah ini
ReplyDeleteMasya Allah, semua poin di atas bener banget mbaa. Baca ini, jadi makin intropeksi buat bisa meneladaninya
ReplyDeleteBener banget rasulullah mengajarkan umatnya supaya jadi enterpreneur yang mandiro, nggak kalah sama uamat sebelah yang menggaungkan wirausah
ReplyDeleteNabi Muhammad sudah menunjukan pada kita barang yang berkualitas baiklah yang patut dijual, sayangnya di dunia perdagangan masih saja banyak yanh berbuat curang demi meraup untung.
ReplyDeleteMaa syaa Allah jika semua pebisnis atau pedagang menerapkan cara Rasulullaah tentu bisnis/dagangannya akan berkah ya Mbak. Tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Yah, kalau saya buka usaha semoga saya bisa juga ikuti cara2 bisnis Rasulullaah ini.
ReplyDeletePerniagaan ini godaannya besar banget seperti berbohong, mengurangi timbangan,menimbun barang
ReplyDeleteGak boleh jadi dropshipper ya, bener sih ya, secara yg jual (reseller) tanpa nyetock barang juga gak tahu kualitas produk yg akan dijualnya. Secara gak lihat langsung barang yg dijualnya itu, huhuh. Noted. Thanks for remind ya Mbak.
ReplyDeleteWah, seandainya semua memerapkan prinsip dagang ala rasulullah tidak mungkin ada barang yang harganya melambung karena ada yg menimbun sehingga menjadi langka ya... Terima kasih mbak, untuk pencerahannya. Sebagai pedoman untuk memulai usaha...
ReplyDeleteMashaallah subhanallah full dasar hukum dan syar'i
ReplyDeletewaaah aku baru tentang dropship hehehe nice info ka:)
ReplyDeleteBtw, soal dropship ini nggak semuanya nggak boleh sih. Setahu saya, kalau kita jadi macam penyalur saja itu boleh. Jadi, pembeli akan langsung terima dari penjual. Tapi kita juga harus bilang toko realnya. Kita perannya jadi macem admin toko itu sih.
ReplyDeleteGimana ya jelasinnya. Hahaha.. Kok rasanya blibet sendiri. Intinya sih, nggak semuanya boleh dan nggak semuanya dilarang. Jadi, ada term and conditionnya.
Masya allah mb, Rasullullah mmg panutan yang ideal ya. Mksh infonya..
ReplyDeleteMasyaAllah mbak kiat kiat sukses bermuamalah ala Rosulullah nya lengkap bangettt semoga nanti bisa mengamalkannya. Aamiin..
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasih mbak sharing ilmunya. Jadi memiliki tambahan bekal ilmu dalam melakukan muamalah sesuai tuntunan dari teladan kita yaitu Rasulullah SAW.
ReplyDeleteOia thanks for sharingnya ya Mbak. Pastinya ini artikel yang bermanfaat sekali terutama buat pembaca yang sedang atau berencana mau buka bisnis. Karena memang sebaik-baik teladan adalah Rasulullaah makan dalam berbisnis/berdagang pun sebaiknya kita banyak belajar dari Beliau.
ReplyDeleteAllahumma shalli 'ala nabiyyina Muhammad^^
ReplyDeleteSalam kenal ya mbak^^
Alhamdulillah nyampe juga akhirnya ke blognya mbak Dewi^^